Sabtu, 09 April 2011

Revolusioner Fidel Castro


REVOLUSIONER KUBA
Profil Fidel Castro 

Fidel Alejandro Castro Rus lahir pada tanggal 13 Agustus 1926 di Biran, Provinsi Holguin, Kuba. Fidel Castro adalah anak ketiga dari Angel Castro Y Agriz, (imigran Spanyol) ibunya Lina Rus Gonzales. Castro mempunyai dua saudara laki – laki yaitu ; Ramon dan Raul serta tiga saudara perempuan ; Angela, Juanita, dan Emma. Fidel castro adalah salah seorang siswa di sekolah yayasan katolik swasta yang banyak mendapatkan gelar akademis dan ia pun menamatkan SMAnya di belen, sebuah sekolah jesuit yang ada di havana pada tahun 1945. Kemudian ia melanjutkan kuliahnya ke perguruan tinggi universitas havana yang mengambil jurusan hukum. Dia memimpin Kuba sejak tahun 1959, ketika dia memimpin gerakan 26 Juli dan meruntuhkan kekuasaan pemerintahan yang di pimpin Fulgencio Batista. Pada tahun tersebut diapun melakukan transformati di Kuba. Revolusi yang pertama adalah mengganti idiologi negara menjadi idiologi komunis pertama di daratan Eropa. 

Fidel Castro pertama kali tertarik dengan dunia politik pada saat ia masih pelajar dan yang selalu aktif dalam segala pergerakan dan organisasi. Peter G. Bourne (1989), mengatakan bahwa Castro menjadi sangat tertarik pada politik saat Ia berada di Universitas Havana. Bourne menggambarkan atmosfer kampus selama periode tidak menentu dalam sejarah kuba itu menghembuskan hawa agresivitas yangmengorganisasikan berbagai geng politik yang menjadikan kekerasan sebagai alat penting bagi para pelajar yang ingin menjadi pemimpin yang berhasil.  Politisi memasuki setiap geng – geng politik ini dan Castro pun berpartisipasi dalam konfrontasi yang sering kali diwarnai dengan kekerasan tersebut. 

Pada tahun 1947 keadilan sosial terus semangkin tidak terkendali pada saat itu. Castro pun mengikuti Partido Ortodoxos yang baru di bentuk oleh Eduardo Chibas. Seorang figur yang kharismatik dan emosional, Chibas pun berlomba menuju kursi kepresidenan melawan penguasa saat itu. Partido Ortodoxos menunjukkan kepada publik berbagai korupsi dan juga tuntutan pemerintahan dan Reformasi Rasional. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengritikan pemahaman identitas nasional yang kuat di kalangan masyarakat Kuba yangdapat membentuk independensi ekonomi Kuba dan kebebasan cengkraman dari Amerika Serikat, serta bongkar kekuatan elite dalam politik Kuba. Meskipun demikian Chibas merupakan motor semangat bagi Castro. Nasionalis dan kritik ya yang kuat terhadap Batista dan perusahaan Amerika Serikat serta pengaruh perpolitikan di Kuba yang terus menerus terbelenggu dalam perasaan politiknya sehingga terbawa dalam sikap – sikapnya. Fidel Castro pun mendapatkan pengikut-pengikut setia yang juga menghadapi kritisisme dan selalu mencurahkan perhatian nya pada Otoritas. Kepemimpinannya pun menjadi terkenal ke Sentero dunia saat melakukan penyerangan ke Barak Moncada pada tahun 1953. Castro pun kemudian mengasingkan diri, dan kemudian memilih melakukan perang gerilya, kemudian menginvasi kuba pada Desember 1956 yang membuat namanya menjadi cepat terkenal. Fidel castro berhasil mencapai kekuasaannya pada tahun 1959, dan ia tetap mempertahankan profil yang sangat kontroversial dan ia pun menjadi pemimpin yang sah dan populer oleh sebagai orang dan sebagian yang lainnya menganggap sebagai diktator. 

Di tingkatan Internasional Castro menegaskan hubungan nya dengan Amerika Serikat dan Uni Soviet.  Setelah invasi ke Kuba di Teluk Babi pada Tahun 1961 yang di rancang Amerika Serikat gagal. Hubungan dengan Amerika Serikat mengalami ketegangan dan Fidel Castro pun membentuk hubungan tertutup dengan Uni Soviet sampai kehancurannya pada tahun 1991. Hubungan tersebut mengakibatkan adanya Krisis Rudal Kuba pada tahun 1962. Dan intervensi di banyak dunia ketiga . secara Domestik, Castro meramalkan Implementasi berbagai kebijakan reformasi tanah yang mengarah pada kolektivisasi pertanian, Nasionalisasi  industri – industri terkemuka Kuba, dan menyediakan perawatan kesehatan gratis dan juga menyelenggarakan pendidikan gratis. 

Perjalanan Fidel Castro dalam penentangan pada Amerika Serikat. 

Pada tahun 1948, Castro berkunjung ke Bogota, Kolombia untuk menghadiri konferensi politik para pelajar Amerika Latin yang bertepatan dengan pertemuan kesembila Konferensi Uni Pan – Amerika. Para pelajar menggunakan kesempatan ini untuk mendistribusikan pamflet yang bertuliskan protes atas dominasi Amerika Serikat terhadap Western Hemisphere dan untuk menggerakkan perasaan yang tidak puas. Beberapa hari kemudian. Pemimpin partai Liberal Kolombia yang populis, Jorge Eliecer Gaitan terbunuh, sehingga memicu kerusuhan yang sangat besar, banyak orang yang terluka dan terbunuh (kebanyakan para pekerja miskin). Kerusuhan dan penjarahan meluas kekota – kota lain di kolombia, yang memulai era kekacauan yang menjadi terkenal di La Violencia. Para pelajar pun terlibat kekacauan dan kekerasan tersebut. Ketika Castro dikejar oleh penguasa kolombia atas perangnya dalam kerusuhan, dia malah berlindung di kedutaan Kuba dan kemudian diterbangkan kembali ke Havana. Didalam pemberontakannya yang populer mempunyai pengaruh bagi Castro dan pemikiran politik berikutnya. 

Castro kembali ke kuba dan menikah dengan Mirta Dias Balart, seorang pelajar dari keluarga Kuba yang kaya. Pada 1950, dia lulusan dari sekolah hokum dengan title doctor Hukum dan mulai mempraktekkan hukum di sebuah partnership kecil di Hanava, yang kebanyakan mewakili orang miskin dan berkelas rendah. Hingga sekarang dia di kenal dengan pandangan nasionalistik  dan rajinnya menentang pengaruh Amerika Serikat terhadap urusan internal Kuba. Semakin ia tertarik pada karier politik, castro telah menjadi kandidat untuk duduk di parlamen kuba ketika jendral fulgencio batista memimpin sebuah coupd’etat pada tahun 1952, yang dengan berhasil melengser pemerintahan president carlos prio socarras dan membatalkan pemilihan.
Batista membentuk dirinya sebagai diktator dengan dukungan unsur-unsur dan agen-agen masyarakat Kuba yang terbentuk. Rezimnya secara formal diakui oleh Amerika Serikat, yang menunjang kekuasaannya. Berbagai peristiwa ini secara efektif mengakhiri kesempatan Castro untuk mengejar karier politik yang sah di Kuba.

Karena frustasi, Castro lari dari Partido Ortodoxos dan menyusun Argumen-Argumen Legal yang didasarkan pada konstitusi pada tahun 1940 yang secara formal digunakan untuk menyerbu batista dengan melanggar konstitusi Kuba. Petisinya ditolak oleh pengadilan jaminan konstitusi (court of constitutional guarantees) dan dia tidak diperbolehkan melakukan dengar pendapat. Pengalaman ini membentuk dasar oposisi Castro terhadap rezim Batista dan menyakini bahwa revolusilah yang hanya bisa meruntuhkan kekuasaan Batista.
Ketidak puasan terhadap pemberontakan yang telah di luncurkan secara mendadak kepada Batista, Castro pun meninggalkan praktik hukumnya dan membentuk sebuah organisasi pendukung bawah tanah bersama saudaranya, Raul. Yang kemudian bersekongkol untuk menyerang Batista. Mereka mengumpulkan senjata dan amunisi serta mematangkan rencana untuk menyerang Barak Moncada, Ganisun terbesar Batista yang terletak di luar Santiago de Cuba. Pada tanggal 26 juli 1953, merekapun menyerang Barak Moncada. Garnisun Cespedes juga di serang untuk mengalihkan perhatian. Dalam serangan tersebut membuat gencar masyarakat dan menewaskan 60 lebih dari 135 militan. 

Castro dan anggota lain menyelamatkan diri menuju kesuatu wilayah yang begitu keras di pegunungan Sierra Maestra  timur Santiago, yang akhir ya persembunyian Casrto dan kawan – kawan diketahui dan di tangkap. Castro dan Raul akhirnya tidak di eksekusi karena ada bukti bahwa salah seorang opsir mengenal Castro saat ia bersama- sama di universitas dengan baik pemberontak yang di tangkap tersebut dengan penuh iba. Dan bukti yang lain bahwa Castro dan Raul masih hidup ialah dengan beredarnya photo – photo di surat – surat kabar sehingga tidak mungkin Castro dan Raul di eksekusi oleh militer. Castro diadili di penghujung tahun 1953 dan di jatuhi hukuman lima belas tahun penjara. Selama dalam penjara Castro mengucakan pidato yang berjudul “history will absolve me”. Yang berkaitan dengan pembelaan diri atas pemberontakan danpernyataan pandangan pilotiknya; 

Saya peringatkan anda, saya hanyalah permulaan ! jika ada dalam hati anda rasa cinta terhadap Negara, mencintai kemanusiaan, keadilan, maka dengarkanlah dengan seksama. Saya tahu bahwa saya akan diam selama beberapa  tahun; saya tahu bahwa rezim akan menconba menyembunyikan kebenaran dengan cara apapun ; saya tahun bahwa aka nada konspirasi untuk menubur saya dalam lupa sehingga orang tidak ingat lagi pada saya. Tapi, suara saya tidak bisa di lumpuhkan, karena ia akan muncul dari dada saya bahkan ketika saya merasa sangat sendiri, dan hati saya akan memberikan api yang para pengecut tidak berperasaan akan menolaknya……... Menghukum saya. Hal itu tidak masalah. Sejarah akan membebaskan saya. 

Ketika masih dalam penjara Presidio Modelo, Mitra Diaz Balart menceraikan Castro. Meski d penjara. Casro diam – diam merencanakan penyerangan kepada Batista. Setelah di penjara kurang lebih dua tahun, diapun di bebaskan karena mendapatkan amnesty umum dari seorang Bastita yang percaya diri dan pergi mengasingkan diri ke Mexico.

Saat di Mexico, Castro bertemu kembali dengan buangan Kuba yang lain dan merencanakan gerakan 26 Juli, yang nama gerakan itu di ambil setelah tanggal serangan yang gagal ke Barak Moncada. Tujuan utama adalah kembali menyerang Fulgencio Batista. Castro pun belajar dari pengalaman serangan ke Moncada dan merencanakan taktik baru yang di butuhkan jika kekuatan Batista sulit untuk di taklukkan. Rencana tersebut menggunakan taktik gerilya klasik yang pada waktu itu merupakan bentuk pertempuran yang tidak di kenal di AmerikaSerikat. 

Di Mexico, Castro bertemu dengan Emesto “Che” Guevara, seorang teoritis dan ahli taktik perang gerilya. Dia bergabung dengan kelompok pemberontak dan menjadi kekuatan penting dalam pembentukan keyakinan politik dalam diri Castro. Penelitian Guevara pada daerah Amerika Latin yang memprihatinkan haruslah dapat di rubah yaitu dengan cara kekerasan. Sejak kontak teratur dengan agen KGB bernama Nikolai Sergeevich Leonov di Mexico City tidak berhasil dalam mendapatkan bantuan senjata (Andrew dan Gordievsky, 1990), merekapun memutuskan untuk pergi ke Amerika Serikat bersama personil dan dana dari masyarakat Kuba yang hidup di sana, termasuk Carlos Prio Socarras, presiden Kuba terpilih yang telah didepak oleh Batista pada tahun 1952. Kembali ke Mexico. Kelompok tersebut di latih oleh seorang veteran perang sipil Spanyol kelahiran Kuba bernama Alberto Bayo yang menyeberang ke Mexico setelah Francisco Franco mendapatkan kemenangan di Spanyol.  

Pada tanggal 26 November 1956, Castro dan kelompoknya yang berjumlah 82 orang buangan kembali ke Kuba untuk memulai sebuah pemberontakan, dan berlayar dari Tuxpan di atas kapal yang sekarang di kenal dengan nama Granma. para pemberontak itu pun mendarat di Los Cayuelos dekat kota Manzanillo bagian timur pada tanggal 2 Desember 1956. Dalam waktu singkat, orang – orang Castro banyak yang terbunuh, membubarkan diri, atau di penjara oleh pasukan Batista. Pasukan yang 82 menjadi 20 orang yang masih bertahan dalam pertempuran berdarah dengan tentara Kuba dan mereka berhasil melarikan diri ke pegunungan Sierra Maestra (Thomas, 1998). Diantaranya Che Guevara, Raul Castro, dan Camilo Cienfuegos yang kemudian di bantu oleh masyarakat pedalaman. Merekapun di rekrut kembali di Sierra Maestra dan mengorganisasikan ke dalam pasukan di bawah komando Castro. 

Dengan kemunduran mereka ke pegunungan Sierra Maestra, gerakan 26 Juli pun melakuka perang gerilya melawan pemerintahan Batista. Gerakan ini mendapat dukungan dari masyarakat pedalaman sehingga pasukan Castro bertambah menjadi 800 lebih pasukan. Pada pertengahan 1957. Castro memberikan perintah kepada Che Guevara untuk memimpin pasukan kedua. 

Seorang jurnalis, Herbert Matthews dari New York Times, datang mewawancarainya di Sierra Maestra, yang membuat Amerika Serikat bersimpati kepada Castro. New York Times pun memuat cerita di halaman depan mempersentasikan Castro sebagai seorang yang romantic dan penyeru gerakan Revolusioner, dengan janggut dan pakaian lusuhnya. Castro dan Matthews pun di ikuti oleh Crew TV dari Andrew Saint George, yang bisa dikatakan menjadikan orang penghubung CIA. Melalui Televisi, perintah Elementri Castro dalam Bahasa Inggris dan kehadirannya yang kharismatik membuatnya mampu menyeru secara langsung kepada pemirsa Amerika Serikat. 

Pada tahun 1958, Batista mengeluarkan operasi Verano yang bertujuan untuk memerangi Castro dan kelompok anti pemerintah lainya. Operasi tersbut di sebut “la Ofensiva” oleh pemberontak (Alarcon Ramires, 1997) selama peperangan di La Plata, pasukan Castro mampu menaklukan seluruh Batalion. Ketika semua masyakat Kuba pro-Castro yang mendukung peran Gerilya Castro dalam peperangan nya. Kelompok pemimpin yang lain juga ikut serta dalam membantu Castro yaitu Esopeteros (tentara tidak berpasukan yang lemah). Selama perang di Las Mercedes, pasukan kecil Castro semangkin dekat mencapai kemenangan, tetapi Castro mengatur segala sesuatunya yaitu untuk menarik tentaranya keluar dengan membuka pintu negosiasi dengan Jendral Cantillo ketika diam – diam memasukkan tentaranya keluar dari pperangkap. Castro pun kemudian menghukum Cantillo danmenembak mati dirinya. 

Ketika overasi verano berakhir Castro pun memerintahkan tiga pasukan yang di pimpin oleh Geuvara, Jaime Vega, dan Camilo Cienfuegos untuk menyerang Kuba pusat di mana mereka mendapat dukungan yang sangat besar dari berbagai elemen pemberontakan yang telah lama beroperasi di daerah tersebut. Dan akhirnya mereka dapat menguasai kota tersebut yang awalnya di ambil oleh Calixto Garcia pada tahun 1895-1898 saat terjadi perang Kemerdekaan Kuba (Cuban War of Independence). 

Perjuangan di Yaguazay

Pada Desember 1958, pasukan yang di pimpin oleh kedua teman Castro, Che Guevara dan Camilo Cienfuegos terus menguntit pasukan anti – Batista lain yang sudah melakukan gerakan Gerilya dalam pegunungan Sierra Maestra. Setelah menguasai beberapa kota, kemudian Castro mulai bersiap untuk menyerang Santa Clara, Ibu kota provinsi Las Villas. Fidel Castro pun melancarkan serangan yang sangat sengit kesemua pasukan Kuba di Santa Clara.merebut Las Villas merupaan kunci sebelum bergerak maju ke Ibu kota Kuba, Havana. Pasukan Guevana berhasil menggulingkan kereta baja yang sengaja di kirim oleh Batista untuk membantu pertahanan tentaranya di kota Las Villas. Pasukan Cienfuegos pun meluncurkan serangan kesemua sisi ibu kota provinsi yang akhirnya dapat di kuasai setelah kurang dari 1 hari mengempur pasukan Batista pada tanggal 31 Desember 1958. dengan jatuh nya Santa Clara dan dengan penghianatan tentaranya, Batista dan presiden terpilih Andres Rivero Aguero melarikan diri dari Kuba pada awal 1 Januari 1959,  menuju ke Republik Dominika dan kemudian ke Spanyol ke tempat Francisco Franco. Pasukan Fidel Castro pun bergerak cepat melalui pulau yang ada. Di usia 32, Castro telah berhasil menjadi pelopor kampanye gerilya klasi dari markas besarnya di Sierra Maestra dan mengusi Diktator Kuba.

Fidel Castro pun bergerak kea rah Havana. Berita kekalahan Batista pun menyebar luas keseluruh pelosok Kuba, Havana. The New York Times pun mendokumentasikan sorakan yang menggemuruh di kalangan masyarakat yang turun kejalan dalam memeriahkan kemenangan atas Diktator Batista seraya klakson mobil yang terus berdering mengiringi kegembiraan mereka di jalan – jalan. Bendera Hitam Merah yang menjadi bendera Gerakan 26 Juli pun di kibarkan. Pada tanggal 5 Januari professor Hukum liberal bernama Jose Miro Cardona menciptakan suatu pemerintahan baru dengan dirinya sebagai perdana menteri dan manuel Urrutia Lleo sebagai Presiden. Pada tanggal 8 Januari, Castro tiba di Havana untuk menghibur masa dan memangku jabatan sebagai Komandan Utama Anggkatan Bersenjata. Pada Februari, Miro tidak di duga mengundurkan diri dan pada tanggal 16 Februari 1959, Castro pun mengucapkan sumpah sebagai Perdana Mentri Kuba. Pada tanggal 15 – 16 April, Castro pun mengunjungi Amerika Serikat sebagai tamu Press Club di mana dia di sambut dengan ucapan selamat dating dan tepuk tangan yang bergemuruh. Selama kunjungan nya, Castro sangat mempesona dan tak ubahnya dengan masyarakat lain, Castro pun makan Hotdog dan Hamburger serta membuat media terhibur. Kelelahan dan kekusutan janggutnya membuat nya tampak seperti phalawan sejati. Dia menolak bertemu dengan Presiden Eisenhower. Terhina, Castro pun menggabungkan dirinya dengan Soviet, yang di pimpin oleh Nikita Kharuschev. 

Pada tanggal 17 Mei, Castro menandatangi Hukum Reformasi Agraria Pertama, yang mengambil alih dari 1000 hektare tanah pertanian dan melarang kepemilikan tanah atas pihak lain.

Tidak ada komentar: